Situasi Semakin Memanas Filipina dan China : Sumpah Serapah Menlu Filipina untuk China

Manila Menteri Luar Negeri (Menlu) Filipina, Teodoro Locsin, melontarkan komentar berisi sumpah serapah yang meminta kapal-kapal China meninggalkan perairan Laut China Selatan yang menjadi sengketa. Ini menjadi perang kata-kata terbaru antara Filipina dan China terkait aktivitas di Laut China selatan.

Seperti dilansir Reuters, Senin (2/5/2021), komentar Locsin itu dilontarkan setelah Filipina melayangkan protes terkait apa yang disebut sebagai kehadiran 'ilegal' ratusan kapal China di dalam Zona Ekonomi Eksklusif Filipina (ZEE).

"China, kawan saya, bagaimana saya menyampaikannya secara sopan? Coba saya lihat ... O. OBTAIN THE F ** K OUT," tulis Locsin dalam akun Twitter pribadinya, dengan menggunakan kata sumpah serapah. Locsin selama ini dikenal kerap melontarkan komentar keras.

"Apa yang Anda lakukan terhadap persahabatan kita? Anda. Bukan kami. Kami mencoba. Anda. Anda seperti orang bodoh yang memaksakan perhatian Anda pada seorang pria tampan yang ingin menjadi teman; bukan menjadi ayah dari sebuah provinsi China ..." imbuhnya menggunakan perumpamaan.

Kedutaan Besar China di Manila belum memberikan komentarnya. Para pejabat China sebelumnya menyebut kapal-kapal yang berada di Whitsun Reef yang menjadi sengketa merupakan kapal-kapal penangkap ikan yang berlindung dari kondisi lautan yang ganas.

China mengklaim nyaris seluruh perairan Laut China Selatan, yang menjadi sengketa dengan beberapa negara lainnya, termasuk Filipina. Tahun 2016 lalu, putusan mahkamah arbitrase di Den Haag memutuskan klaim China, yang didasarkan pada peta lama itu, tidak konsisten dengan hukum internasional.

Dalam pernyataan pada Senin (3/5) waktu setempat, Kementerian Luar Negeri Filipina menuduh penjaga pantai China 'membayangi, memblokir, melakukan manuver berbahaya dan tantangan radio kapal-kapal penjaga pantai Filipina'. Otoritas Filipina meyakini kapal-kapal China diawaki para milisi.

Pada Minggu (2/5) waktu setempat, Filipina bersumpah untuk melanjutkan latihan maritim di dalam Zona Ekonomi Eksklusifnya di Laut China Selatan, merespons tuntutan China agar negara itu menghentikan tindakan-tindakan yang disebut bisa memperburuk sengketa.

Hingga 26 April lalu, otoritas Filipina telah melayangkan 78 nota protes diplomatik terhadap China sejak Presiden Rodrigo Duterte menjabat tahun 2016.

Duterte sendiri mengejar hubungan lebih hangat dengan China dengan imbalan janji China untuk memberikan investasi, bantuan dan pinjaman miliaran dolar Amerika.

Sementara masih menganggap China sebagai 'teman baik', Duterte menyatakan pekan lalu: "Ada hal-hal yang tidak benar-benar dikompromikan."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Brand Armani Sudah Tak Produksi Pakai Wol Bahan Kelinci Angora Untuk Koleksi Pakaian

Beberapa Tren Fashion Unik Hingga Kontroversial Pada 2021

Anda Ingin Berkarir di Dunia Fashion? Ada 7 Tips Yang Perlu Anda Pahami, Berikut Penjelasannya